Kamis, 01 Februari 2018

Rival in Accent

Baru saja duduk sebentar di singgasana kerja, seorang gadis bercadar sudah mengejutkan saya.

"Ustadzah, we have waited for Nahwu lesson. But you don't come. Bu, kita udah nungguin ibu buat ngajarin kita Nahwu. Tapi ibu nggak datang," serunya dengan aksen british kental.

"Oh, i'm so sorry! I forgot to inform you that i'm inviligator today. Maaf ya, saya lupa kasih tahu kamu kalau hari ini saya ngawas simulasi UNBK."

Lah, saya kan guru bahasa Arab. Malah ketularan bahasa inggris. Piye!

"Nevermind. I just want to show you this..."Tangannya dengan sigap mengeluarkan 2 modul kaidah bahasa arab berbahasa inggris. Memang minggu lalu saya kirimkan dia soft copy 2 modul tersebut. Sebab Abas, begitu panggilannya, sering mengeluh tidak memahami penjelasan saya di kelas. Ia lebih memilih tidur dari pada memaksakan otaknya memahami teori Nahwu. Saya paham, kecenderungan gadis ini lebih pada bahasa inggris.

"You have printed it? Wow! Kamu ngeprint itu semua?" Saya takjub.

" Yes, Ma'am. I really appreciate you sending these book to me. I can understand Nahwu easily. Saya sangat menghargai ibu sudah kirim buku pdf ini. Saya jadi paham Nahwu,deh." Abas memamerkan senyumnya. Bagaimana saya tahu? Ya cadarnya di singkap dulu, lah brow!

"Alhamdulillah. That's what i expect. Yah, seperti yang saya harapkan." Saya manggut-manggut sambil elus dagu. Padahal nggak punya jenggot.

"By the way, i always wonder why are you speaking by british accent? Ngomong-ngomong kenapa sih suka banget pakai aksen British? Mau ikutan gaya Hawry pottah ?" Tanya saya heran.

"How did you know that i love Harry Potter? Yes, i prefer british accent. Because that's what i like. Kok ibu tau saya suka Harry Potter? Ya, saya suka aja sih pakai aksen British."

" I just saying! Actually i prefer American accent. Yeah, you know! American much more lighter . Asal ngomong aja,kok. Sebenarnya saya lebih suka aksen Amerika. Taulah, aksen Amerika lebih mudah pengucapannya." Ujar saya tanpa ditanya.

Saya punya pengalaman buruk dengan aksen British. Sewaktu kuliah Komunikasi, saya diajari English For Bussiness  oleh Dosen Inggris. Seakan pengetahuan bahasa inggris saya selama ini nggak guna. Cengo selama perkuliahan. Gimana nggak? Dia baca buyer jadi baya. Lawyer jadi loya. Letter jadi leta. Mudengnya lama, bro!

"So, we are rival in Accent! Hahaha..." Abas tertawa renyah. Jadi kita 'saingan' soal aksen dong, begitu maksud Abas alias Aisyah Bastian.

"Are we? Benarkah?" Saya juga ikut tertawa. Kemudian Abas mohon diri karena guru-guru lain sudah berkata 'udah- udah, yes understand'. Sepertinya mereka menyindir kami yang asyik sendiri ngobrol di tengah sibuknya ruang guru. Gadis itu berlalu dari ruangan dengan riang.

*Nahwu : kaidah tata bahasa Arab
*UNBK : Ujian Nasional Berbasis Komputer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar