Selasa, 30 Januari 2018

The Idea of No Idea

Apa yang ada di kepalaku yang serasa melayang-layang? Kedua  mata menatap kosong langit kelam bagai jalinan rambut. Bintang terselip diantaranya agar tak terlihat polos. Besok aku harus kembali ke sekolah. Menempelkan kontak lens minus sebagai pengganti kacamata. Aku ingin kembali ke umurku yang seharusnya. Berperilaku seperti halnya wanita 28 tahun.

Gamis warna pastel, Make up ala no make up, senyum tersungging di bibir. Aku ingin memiliki itu semua. Entah kenapa image tua melekat pada diriku. Perawakan 'curvy' , bekas alis mengkerut abadi, dan wajah 'resting bitch face'.

I have really no idea

Senin, 29 Januari 2018

Seorang Penghancur Bernama Adam

Sebel nggak sih, kalau ada yang tiba-tiba membeberkan fakta dengan gaya sok tau? Ya, tentu saja ada. Apalagi kalo orangnya seperti Adam Conover. Sosok gempal itu pasti sangat familiar bagi penonton setia 'Adam Ruins Everything'.

Awal perkenalan saya dengan acara ini saat menemukan video fakta terselubung dari Facebook. Di sana, Adam tampil seakan-akan Keanu Reeves dalam film Matriks. Ia memaparkan fakta bahwa awalnya facebook itu berbayar. Tapi karena Facebook ingin menjaring pengguna yang banyak, maka dibuat gratis. Kalau begitu Facebook dapat pendapatan dari mana? Dari iklan tentu saja. Pernah merasa nggak, ada iklan di sebelah kanan beranda yang sesuai dengan minat kamu? Atau seenggaknya berhubungan dengan status yang baru kamu buat? Itulah! Facebook menganalisa setiap kata dalam status kemudian diolah lalu informasi tersebut dijual kepada klien. Bukan cuma itu, informasi diri kamu di Facebook juga dijual dengan harga yang murah : 12.000 rupiah.

Sejak itulah saya makin kepo sama episode-episode Adam Ruins Everything. Saya suka sama fakta-fakta informatif yang dipaparkan Adam tanpa terasa berat sekalipun. Tentang fakta dibalik pesta pernikahan, pengobatan di rumah sakit, pemakaman, sampai test psikologi Myers-Bigg yang dianggap tidak scientific.

Emang sih gaya Adam itu sangat nyebelin dan bikin keki orang. Di saat orang mengkritik balik Adam, dia malah kesenangan. Lihat deh bagaimana Emily mengkorek-korek kesalahan Adam menukil data-data yang diperoleh. Dia bilang ya, bisa jadi apa yang dikemukakan tidak 100% benar. Tapi tim riset Adam Ruins Everything sudah melakukan usaha maksimal untuk mendapatkan data paling valid. Hehehe Emily tadinya mengira bakal bisa balas dendam pada Adam yang suka genggesin dia selama ini.

Jadi orang yang suka kritik orang harus siap dikritik,kan? Bravo Adam!

Fast Diet

Hari ini saya bekerja dari rumah. Ada beberapa tugas sekolah yang mesti saya koreksi : soal bahasa Arab untuk simulasi UNBK ( Ujian Nasional Berbasis Komputer). Sedang sibuk begitu saya sempat-sempatnya nonton. Tercetus saja keinginan untuk nonton "Khawatir" yang digawangi oleh Ahmad Al-Shugairi. Teman-teman mungkin tertarik oleh isu-isu yang dibahas Shugairi dalam kacamata islam. Disini dia tidak akan ceramah panjang lebar, melainkan jalan-jalan ke berbagai tempat.

Edisi 'Khawatir' : Fast Diet sangat menarik untuk disimak. Shugairi mewawancarai seorang dokter Britania mengenai kebiasaan puasa turun-temurun. Dahulu, Kakek si Dokter ini punya penyakit berat. Saya tidak yakin apa itu jantung atau darah tinggi. Karena penyakitnya itu, seorang dokter menyuruhnya berpuasa untuk menurunkan kadar kolesterolnya. 5 hari makan makanan bergizi, kemudian berpuasa selama 2 hari. Hal ini juga dipraktekan oleh ayah Si Dokter. Hingga kini pun , ia melakukan kebiasaan pendahulunya. Menurut Si Dokter puasa membuat dampak yang sangat baik untuk kesehatan. Puasa selama 2 hari membersihkan dan membersihkan organ-organ dalamnya yang sudah 5 hari bekerja. Ia merasa bugar dan lebih bersemangat. Kini, ia menelurkan buku buatannya sendiri berjudul 'Fast Diet'. Terapi diet dengan berpuasa.

Seketika Shugairi memuji Allah, menunjukkan kekagumannya pada hikmah puasa. Orang barat saja mengakui puasa itu sangat menyehatkan. Orang bisa diet dengan terapi puasa. Tapi kenapa kaum muslimin naik berat badannya ketika bulan ramadhan? Ngerasa banget, kan?

"Khasiat puasa baru terasa kalau kita melakukannya dengan tepat," ujar Si Dokter.

Lalu Shugairi bertanya,
"Bagaimana caranya kita tahu kalau kita berpuasa dengan benar?"

" Jika kamu merasa sangat sehat dan bertenaga, berarti kamu melakukannya dengan benar." .

"Bohong jika kamu merasa malas dan mengantuk gara-gara berpuasa. Kantuk cuma akibat kebiasaan tidurmu berubah. Malas, karena ,biasa jadi, kamu mengkonsumsi makanan terlalu banyak saat sahur dan berbuka". Dokter menyunggingkan senyum sebagai penutup kalimatnya.

Makjleb. You are right,Doc! Huaaah it's a shame ketika orang non-muslim lebih paham puasa ketimbang muslim itu sendiri.

Lalu video bertransisi ke pemandangan berbuka puasa di masjid Nabawi. Semua orang berjejer menyantap satu kotak kecil susu dan 3 buah kurma. Ternyata begitulah berbuka yang benar. Nggak usah brutal minum cendol sebaskom atau gorengan 10 biji.

Huh, kok jadi kangen Ramadhan, ya?

Setelah penjelasan panjang lebar tentang do's and don'ts puasa, Shugairi menutup acara dengan menyitir hadits Nabi tentang porsi makan yang tepat. Sepertiga untuk air, sepertiga untuk makanan, dan sepertiga untuk udara.

Sudah berkali-kali saya mendengar hadits itu, entah kenapa masih belum mengamalkannya. Sedih!

Sabtu, 27 Januari 2018

Perbarui Niat

Sumpah serapah keluar dari hati saya paling dalam. Cuma untuk diri sendiri yang merasa jijik. Kenapa? Karena merasa kecewa nggak ada yang mampir ke blog. Hahaha...apa karena menjurus kepada riya', ya? Jangan-jangan nulis demi dilihat orang bukan demi diri sendiri. Tulis diary saja sana!

Awalnya dulu pernah nge-blog malah tidak ingin ada yang baca. Isinya kelewat personal. Cenderung obral rahasia hati. Padahal belum tentu orang peduli.

Dari sini saya berusaha menggali kembali niat saya nulis blog.

1. Murni ingin sharing

Niat mulia ini tadinya saya miliki. Cuma ingin sharing yang saya tahu tanpa mengharap imbalan komen atau pujian.

2. Tjurhat

Salah satu niat paling sesat. Kalau mau curhat dan mengeluh, sama Allah aja dong! Jangan dikit-dikit curhat galau nggak jelas.

3. Reminder

Ada beberapa event tidak rela saya biarkan berlalu gitu aja. Setidaknya saya abadikan dalam blog. Karena upload foto di sosmed terlampau mainstream.

4. Transfer Inspirasi

Ada kalanya ide-ide berseliweran dalam otak. Daripada kabur, mending saya kurung saja dalam penjara tulisan. Bisa jadi berguna di kemudian hari.

5. Iseng-iseng berhadiah

Saya pernah iseng nulis tentang orang yang saya kagumi. Ketika browsing lewat google tentang sang idola, google mendeteksi blog saya. Ditambah, orang yang saya omongin visit blog saya. Rasanya tubuh ini melambung tinggi.

6. Dll

Faktor-faktor tak jelas lainnya yang unidentified dan not qualified as real niat.

Sekian self-critic malam ini. Jomblo mau lanjut menikmati hujan syahdu haru biru

Jumat, 26 Januari 2018

Nikola

Hari-hari saya selalu ditemani dengan video-video acara Salith Ikhbary. Karenanya rutinitas terasa tidak terlalu menonton. Selalu saja sang presenter, Nikolas Khoury, memancing tawa. Sebenarnya acara Salith bukan sekedar komedi belaka, tapi kabar-kabar politik timur tengah dan dunia yang dikemas dengan komedi satire. Pokoknya tidak jauh-jauh dari mengkritik Abdul Fattah Al-Sisi (presiden Mesir), Mahmoud Abbas (Presiden Palestina), Kim Jong Un, sampai Donald Trump. Di segmen akhir, Nikolas memperlihatkan 'video minggu ini' yang biasanya akan dia sindir atau kritisi habis-habisan. Tentu dengan dukungan kawan-kawannya seperti Ahmad Khalidi, Greg, dan lainnya.

Tunggu...jangan pikir kalau Nikolas ini orang barat atau keturunan barat. Meskipun nama dan penampilannya sangat Eropa, sebenarnya dia orang Palestina tulen. Nikolas sudah bosan dikira orang Jerman atau Turki. Ketika orang mengucapkan "hello", dia menjawab "waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh".

Sudah kebiasaan saya kalau stalking sampai ke akar-akarnya. Sumber paling valid adalah LinkedIn. Keren ya ketika orang yang dikagumi punya akun LinkedIn. Terasa lebih profesional saja.

Nama aslinya adalah Nikola Khoury. Nama panggungnya Nikolas Khoury ketika tampil sebagai komedian, dan Psycholas ketika tampil sebagai Rapper. Kakek-neneknya orang Jaffa asli yang pindah ke Yordania. Jadi Jaffa itu adalah daerah Palestina yang sudah dicaplok Israel. Makanya, sampai sekarang dia sangat membenci Israel. Terbukti dari caranya mengkritik Benyamin Netanyahu atau caranya bereaksi tentang konflik Palestina-Israel.

Pria berumur 31 tahun ini sangat menyukai action figur tokoh mengerikan. Contohnya : Joker, Chucky, dan Annabelle. Selain itu dia juga hobi nge-gym agar tubuhnya lebih berisi dan berotot. Tidak lupa memanjangkan jenggot agar lebih macho. Ya, walaupun tampilannya sudah seperti foto model, tingkahnya masih saja konyol. Komedian!

Menurut akun LinkedIn-nya, Nikolas berkecimpung di dunia komedi sejak tahun 2011. Acara pertamanya yaitu 'Kharabesh'. Bukan hanya komedian,ia juga memegang posisi script writer. Format acara kharabesh kadang berisi sketsa komedi, kadang stand-up comedy. Dari sinilah kemampuan Nikolas untuk berkomedi terasah. Ia makin terbiasa
Berbicara di depan publik ketika Kharabesh mengadakan show di Yordania dan Palestina.

Selanjutnya pengalaman Nikolas lebih condong di bidang kepenulisan. Selama 3 tahun di 3 perusahaan berbeda, ia bekerja sebagai penulis konten website dan pengatur konten. Padahal dia tidak mengambil studi sastra, melainkan Mecathronic Engineering. Di LinkedIn ia menuliskan 'memulai studi Metachronic Engineering di Hashemite University hanya untuk membuktikan bahwa otak kreatifnya tidak peduli dengan hal rumit begituan'. Setelah 2 tahun menjalani masa kuliah, anak bandel ini langsung cabut demi terjun di dunia komedi dan kepenulisan. Nggak kebayang bagaimana murka orang tuanya. Udah capek-capek menyekolahkan sampai Perguruan Tinggi malah dihempaskan begitu saja.

Tapi seandainya Nikolas nggak drop-out dari kampus, pasti nggak ada dirinya yang sekarang berdiri di mimbar Salith Ikhbary AJ+ (Al-Jazeera Plus).

Dari profil dan tingkah konyol Nikolas, saya belajar kalau passion memang nggak bisa bohong. Kalau seseorang punya kemauan yang kuat untuk meraih yang diinginkan, halang rintang apa pun tak bisa menghentikan langkahnya. Salutlah buat Nikola!

Kamis, 25 Januari 2018

Fusha VS Amiya (2)

"Trus apa lagi, Mbak'e?" Tanya Rifiki memburu kosakata Amiya dan Fusha selanjutnya. Saya sebenarnya tidak suka dipanggil Mbak'e. Tapi saat itu otak terlalu sibuk menggali-gali kosakata yang tercecer. Jadi saya abaikan saja.

"Hmm...tunggu saya pikir-pikir dulu," respon saya sembari ngelus dagu. Kayak yang punya jenggot saja! Nggak mungkin dong saya milin-milin ujung khimar. Memangnya sedang tersipu malu atau merayu orang? Nehi...nehi...

"Kalau aku mencintaimu?" seorang audience angkat suara.

"Apa? Eh...saya nggak bisa jawab sekarang." Jawab saya salting.

"Bukan! Maksudnya kalau 'aku mencintaimu' bedanya apa di fusha dan amiyah?"

Astagfirullah. Nyebut, Mblo! Ge-er aja, dah. Siapa yang nembak?

"Ehem, baiklah." Saya mendehem agar meredakan rasa gugup

Selanjutnya, saya kembali menulis kosakata diatas white board.

Aku mencintaimu
Fusha: أحِبُكَ (uhibbuka)
Syami : بَحِبَك (bahibbak)
Mesir: بَحِبَك (bahibbak)

Aku juga
Fusha : أَنَا أَيضًا (ana aydhan)
Syami: أَنَا كَمَن (ana kaman)
Mesir : أَنَا كَمَن (ana kaman)

Apakah mau merindukanku?
Fusha : إشتَقتَنِي ? (Ishtaqtany?)
Syami : إشتَقتَنِي ? (Ishtaqtany?)
Mesir : وَحَشتَنِي ? (Wahasytany?)

Tidak mungkin
Fusha : لَا يُمكِن   ( la yumkin)
Syami : مُش مُمكِن ( mosh mumkin)
Mesir : مُش مَعقُول ( Mesh ma'ul)

Tidak
Fusha : لَا (la)
Syami: مُش (mosh)
Mesir : مُش (mesh)

Di depan
Fusha : أَمَام/َ قُدَام ( qudaam / amaama)
Syami : قُدَام ( udaam)
Mesir : قُدَام (udaam)

Aku tak kuasa
Fusha : لَا أَقدِر  ( la aqdir)
Syami : مُش أَقدَر (mosh a'dar)
Mesir : مُش أَقدَر / مَقدَرش ( ma'darsh/mesh a'dar)

Lagu
Fusha : غِنَاء/ٌ أُغنِيَة ( ughniyah/ghina')
Syami : أُغنِيَة ( oghniyah)
Mesir : أُغنِيَة ( oghniyah)

Bagus
Fusha : جَمِيلٌ   (jamiil)
Syami :   حِلُو (helou)
Mesir : كُوَيس / جَمِيلٌ (gamil/kuways)

Abangku
Fusha : أَخِي  ( akhi)
Syami : أَخُويَا (akhuya)
Mesir : أَخُوي ( akhuy)

Ayahku
Fusha : أَبِي  (abi)
Syami : أَبُويَا/ أَبَي/ِِ بَابَا ( baba/abayyi/abuya)
Mesir : أَبُوي / بَابَا ( baba/ abuy)

Ibu
Fusha : أُمِي َا ( umi)
Syami : أُمَاة/ مَام ( mama/ umah)
Mesir : أُمَاة مَام (mama / umah)

Air
Fusha : مَاءٌ (maa')
Syami :  مَي (may)
Mesir : مَاءٌ (maa')

Saya mau
Fusha : أُرِيدُ ( uriidu)
Syami : بِدِي (biddii)
Mesir : أُرِيدُ ( uriid)

Saya tahu
Fusha : أَعرِفُ/ اَنَا عَارِفٌ (ana 'aarif/a'rif)
Syami : بَعرَف ( ba'raf)
Mesir : بَعرَف (ba'raf)

Televisi
Fusha : تِلفَازٌ ( tilfaaz)
Syami : تِلفِزِيُون ( tilfizyun)
Mesir : تِلفِزِيُون ( tilfizyun)

Ambillah
Fusha : خُذ (khudz)
Syami : جِيب (jiib)
Mesir : خُذ (khudz)

Saya melihat
Fusha : أَنظُرُ ( anzhur)
Syami : أَشُوف (asyuuf)
Mesir : أَشُوف (asyuuf)

Berapa
Fusha : كَم/ بِكَم ( bikam/kam)
Syami : كِدِيش/ كَم (kam/keddesh)
Mesir : بِكَم/ كَم (kam/bikam)

Sangat
Fusha : جِدًا  (jiddan)
Syami : كَتِير (keteer)
Mesir : قَوِي (awii)

Tunggu sebentar
Fusha : إِنـتَظِر لَحظَةً (intazhir lahzah)
Syami : إستَنَ شُوَيَة ( istanna syuwayah)
Mesir : إستَنَ شُوَيَة ( istanna syuwayyah)

Pergilah
Fusha: إِذهَب (idzhab)
Syami : رُوح (ruuh)
Mesir : رُوح (ruuh)

Setelah penjelasan panjang, tak terasa maghrib tiba. Para audience meminta pelajaran hari ini disudahi saja. Sebagai penutup, kami bersama-sama menuju Musholla untuk menunaikan shalat.

Rabu, 24 Januari 2018

Bedah 'Gadis Kue Mangkuak'

Tertanggal 23 Januari 2018, malam hari. Saatnya tulisan saya dibedah. Dari siang Pak Dwi sudah menagih tulisan mana yang akan dibedah. Harusnya segera saya berikan via WA. Berhubung saya sedang mengajar, jadi tulisan baru saya share ba'da maghrib. Sebenarnya bingung juga mau share yang mana. Ketika saya lihat file 'Gadis Kue Mangkuak', langsung saya kirim ke WA Pak Dwi.

Cerpen ini berlatar belakang kehidupan di Pariaman, Sumatera Barat. Tidak dipungkiri saya agak terpengaruh gaya tulisan 'Rubuhnya Surau Kami'. Ditambah dengan alunan Saluang, saya goreskan kisah ini 2 tahun lalu.

Gadis Kue Mangkuak

Mak,aku ingin melamar Ros jadi istriku. Bolehkah, Mak?” tanya Jasril pada Mak Rabiyah saat mengantarkan kue mangkuak hangat pesanannya. Jasril telah lama menjadi pelanggan di kedai kue mangkuak milik Mak Rabiyah. Dan sejak pertama kali datang, ia telah terpikat pada salah satu pelayan yang tak lain cucu pemilik kedai. Dia gadis belia berseragam putih abu-abu. Wajahnya cerah merona dan rambutnya ikal panjang.

Di seberang meja, Ramli mendengar pecakapan Mak Rabiyah dan Jasril. Ketika Ia menunggu jawaban keluar dari mulut Mak Rabiyah, Rosana tiba dihadapannya dengan sepiring kue mangkuak.

“Aah, pastil Mak menerima lamarannya,” batin Ramli.

“Silahkan kuenya,” tiba-tiba Rosana hadir dihadapan Ramli dengan sepiring kue mangkuak.

Perhatian pria itu buyar.
Ia memaksakan sebuah senyuman untuk Rosana, “terima kasih.”

“Apa kau juga akan menerima Jasril, Rosana?” Tanya Ramli dalam hati, walaupun Rosana ada di depannya. Gadis pujaannya berlalu dengan nampan kosong.
                                                              -----------------

8 bulan lalu, Rosana hadir di kedai kue mangkuak Mak Rabiyah. Gadis itu pergi dari rumah ayahnya karena tidak tahan lagi menanggung siksa ibu tiri. Wajahnya sendu dan sangat tirus kala itu. Ada lebam di sekitar mata dan lengan. Semua itu membuat Rosana menjadi pemurung. Ramli merasa kasihan tatkala Rosana menceritakan penderitaan yang menderanya. Seakan tak pernah habis, persis cerita drama dalam film. Namun memang begitu adanya.

Lama kelamaan, rasa simpati Ramli berubah jadi cinta. Sosok Rosana yang manis naluri kelelakiannya tumbuh. Ia selalu ingin melindungi gadis belia itu.
Kemudian datang Jasril, pemuda tampan dan terpelajar yang baru pulang dari tanah Jawa. Selepas studinya di perguruan tinggi, ia bekerja sebaga Pegawai Negeri Sipil. Rosana selalu menyatakan kekagumannya pada Jasril. Tentu saja Ramli cemburu mendengarnya. Gadis yang selalu mengusik mimpinya malah mengagumi pria lain.

Cintakah Rosana pada Jasril? Hati Ramli mendesah gelisah. Tanya itu selalu mengganggu pikirannya. Namun tibul pertanyaan lanjutan yang makin membuatnya sakit kepala. Seperti, Akankah Rosana menerima lamaran Jasril? Apa yang harus kulakukan jika itu benar terjadi?

“Tidak ada, Ramli ! Tidak ada yang bisa kau lakukan ! Pastilah Rosana memilih Jasril. Lihat siapa dia, siapa dirimu. Dia berasal dari keluarga mapan dan terpelajar. Sedangkan dirimu? Hanya pria biasa yang bekerja di toko kelontong,” teriak Ramli di depan cermin. Tak terasa bulir bening menetes dari kedua matanya.

Disaat yang sama, Mak Rabiyah senang bukan kepalang.  Penjualan kue mangkuak akhir-akhir ini meningkat. Sebelumnya ia hanya membuat kue dengan bahan 2 liter beras sehari. Sekarang ia bisa menghabiskan 20 liter beras untuk membuat kue. Dan semuanya terjual ! Ia elus rambut ikal Rosana. Gadis ini pembawa keberuntungan baginya.

“Semenjak kau membantu Mak membuat dan menjual kue mangkuak, dagangan kita laku keras. Semua ini berkat kau.”

“Ah,Mak bisa saja. Ini semua terjadi atas izin tuhan. Saya disini membantu saja.” Ujar Rosana sembari menumbuk beras.

“Mak yakin itu. Kau membawa keberuntungan, Nak.”
Nenek berumur 50 tahun itu lalu meninggalkan cucunya. Ros masih sibuk menumbuk beras. Biasanya beras ditumbuk manual hingga menjadi tepung. Dari situ mereka bisa membuat kue mangkuak.

Rosana menatap neneknya mengukus kue di dapur. Mak Rabiyah masih bekerja banting tulang demi memenuhi kebutuhan hidup cucu-cucunya. Masih banyak sepupu Rosana yang masih ditanggung oleh Mak Rabiyah. Ada yang masih balita, ada pula yang masih duduk di sekolah dasar. Mereka bermain riang di ruang tengah. Canda tawa mewarnai suasana rumah tua. Tiap kali melihat mereka, haru menyelimuti kalbu Rosana. Kasihan mereka, sama seperti aku. Orang tua mereka bercerai lantas melepas tanggung jawab terhadap darah dagingya. Masing-masing berumah tangga kembali dan punya anak lagi. Mereka melupakan anak dari pernikahan terdahulu. Jadilah Mak yang kelimpungan.

“Kasihan, Mak ! Seandainya aku bisa membantu lebih dari ini...” gumam Rosana lirih.Tak lama kemudian, suara ketukan pintu membuatnya bergeming.

“Ros, Rosana ! Liat siapa yang mengetuk pintu !” teriak Mak Rabiyah dari dapur. Segera Rosana membuka pintu kayu.

“Mak Etek Jangkung?”
                                                       -------------------------------

Selepas shalat shubuh, Mak Etek Jangkung mengajak Rosana menikmati sarapan bersama. Ia turuti juga ajakan pamannya itu walaupun ia masih ingin mengurus kue di dapur. Dari gelagatnya, Rosana menduga ada hal serius. Dalam hati ia sibuk menerka apa yang akan dikatakan paman yang baru tiba dari rantau.

“Ros, Mak etek berniat sekolahkan kau di Jakarta. Kau ingin jadi bidan,bukan?”
Wajah Rosana berseri-seri. Sebentar lagi ia akan menemui jalannya menuju yang ia impikan sejak lama. Namun, rasa bahagia tidak sepenuhnya merekah di hati. Bagaimana dengan Mak Rabiyah disini? Sanggupkah ia membiarkan nenek terkasihnya kembali bekerja seorang diri?

“Nah, apa yang kau pikir lagi?” Lelaki itu bertanya dengan mata penuh selidik. Hembusan rokok seakan mencipta suatu adegan dramatik. Identik dengan situasi interogasi. Apalagi lawan bicaranya tengah ragu.

“Mak. saya memikirkan Mak,” kepala Rosana sedikit tertunduk. Tak kuasa ia sembunyikan rasa khawatir.

Tiba-tiba Mak Rabiyah muncul dari balik tirai. Dua cangkir teh hangat tersaji dari tangannya.

“Tak usah kau memikirkan Mak. Kejar saja cita-citamu. Mungkin dengan merantau, hidup kau akan lebih baik”.

Rosana memandang Mak Rabiyah lama. Yang ditatap mengangguk sebagai tanda restu. 

“Bagaimana,Ros? Apa kau berminat dengan tawaran Mak Etek ini?”

“Iya, Mak Etek,” jawab Rosana Mantap.

“Bagus ! persiapkan dirimu,nak ! Bulan depan kita berangkat,” Seru Mak Etek menggelegar. Api rokok ia matikan tanda keputusan besar telah diambil.
                                                                 -------------------
“Apa? Jakarta?” Ramli terkejut mendengar apa yang Rosana katakan.

“Ya, aku akan merantau ke Jakarta. Hanya dengan begitu aku bisa melanjutkan studi,” Kata
Rosana dengan binar di matanya.

“Kenapa harus di Jakarta, Ros? Tak bisakah disini saja, di Padang?” Tanya Ramli menguji keputusan Rosana.

“Kata Mak Etek, perguruan tinggi di Jakarta lebih lengkap fasilitasnya, apalagi kebidanan,” jawab Rosana berapi-api. Ramli bisa melihat darah semangat mengaliri sekujur tubuh Rosana. Sangat lain dengan gadis yang ia temui pertama kali.

Harusnya Ramli senang mendengar Rosana menemukan jalan untuk meraih cita-citanya. Namun, sedih yang menjalar hatinya tak bisa dipungkiri. Ingin rasanya ia menahan kepergian Rosana dan mengatakan bahwa ia tak mampu jauh darinya.

“Oh, begitu,” gumam Ramli tak berminat. “Bagaimana jika nanti aku antar ke pelabuhan?”

“Jangan repot-repot, Uda Ramli. Biar Uda Jasril saja yang mengantar,” Rona merah menghiasi pipi Rosana saat ia sebut nama Jasril. Ramli tersengat cemburu.

“Uda berangkat ke toko dulu, Ros !” Pria itu tergesa bangkit dari kursi. Rosana heran melihat sikap Ramli. Rahangnya tampak mengeras seperti menahan amarah.

“Apa ada yang salah dengan omonganku?” Tanya Rosana dalam hati. Bingung.
                                                        ------------------
Sebulan kemudian, Rosana benar-benar pergi ke Jakarta. Mak Etek Jangkung tengah menunggu di depan kedai. Mobil Jasril sudah terparkir sedari tadi.
Sementara Ramli masih sibuk membantu Rosana mengangkat koper ke bagasi mobil. Mana tega ia membiarkan gadis secantik Rosana kepayahan menanggung beban koper sendirian?
Dan kini, saatnya keberangkatan Rosana. Sepanjang riwayat Ramli, ini perpisahan paling menyedihkan. Karena Ramli tak bisa mengurai air mata meski hatinya pedih. Gadis yang ia cintai akan pergi jauh. Tak tahu kapan kembali.

“Tenang saja, Da Ramli. Kalau liburan, Ros sempatkan pulang,” kata Rosana seakan ia tahu isi hati Ramli.

“Ya,” Ramli memaksakan senyum. Meski yang tercipta senyum kecut.

“Semua sudah siap? Kita harus sampai pelabuhan sebelum jam 10 pagi !” Mak Etek mengingatkan.

Jasril sudah siap di kemudi mobil. Detik-detik kepergian Rosana makin terasa cepat. Gadis belia itu mencium punggung tangan Mak Rabiyah takzim. Air mata Mak tak terbendung lagi. Tumpah ruah saat ia memeluk cucu kebanggaannya.

“Jaga dirimu baik-baik,Nak !” Mak Rabiyah melepas pelukannya.
Deru mobil membawa mereka pergi ke pelabuhan. Ramli merasa suatu yang berharga hilang dari dirinya.
                                                 -------------------------------
Keadaan telah banyak berubah. Kedai kue mangkuak tak lagi seramai dulu. Sama seperti suasana sebelum kedatangan Rosana. Mak Rabiyah selalu menghitung waktu sejak cucu pembawa keberuntungannnya pergi.

Setahun, dua tahun, dan genap 5 tahun kini. Sama sekali Rosana tidak pernah pulang masa liburan. Hanya sesekali saja ia berkirim surat ke kampung halaman. Helaian kertas itu tentu tidak bisa menuntaskan kerinduan mendalam.
Seorang pria tertatih menuju dapur Mak. Ia menyingkap tirai hingga mengagetkan wanita tua itu.

“Mak ! ada yang datang.!”

“Siapa?”

“Ros, mak !” tiba-tiba saja Rosana muncul dari balik tirai. Mak Rabiyah senang bukan kepalang.

“Ondeh...cucuku,” erat Mak Rabiyah memeluk Ros, “kenapa tidak memberi kabar akan pulang?”

Sementara di depan kedai, Ramli penasaran dengan mobil yang terparkir. Ditambah lagi dengan keramaian menyelimuti kedai. Memang siapa yang datang? Batin Ramli.

Seorang pria yang menggendong anak kecil dikerubungi kaum ibu. Celoteh mereka mengusik telinga Ramli. Mereka mengatakan bahwa Rosana beserta suami dan anaknya datang.

“Yang mana suaminya?” Tanya Ramli pada seorang ibu. Ia menunjuk ke arah pria tadi.

“Jadi,bukan Jasril?”

Tahulah Ramli, selama ini ia telah salah sangka. Ia mengira Mak Rabiyah menerima lamaran Jasril.

“Tentu saja Mak tidak menerimanya. Saat itu Rosana masih terlalu muda untuk menikah,” Jelas Mak Rabiyah sambil terkekeh.

Tubuh Ramli lemas seketika. Ia menyesali kesempatan emas lewat karena perkiraannya sendiri. Seandainya waktu bisa terulang kembali.

.............................The End.........…………….......

Setelah saya share cerpen, kritik dan saran mulai berdatangan. Paling banyak tentang EBI dan pungtuasi.

‪+62 896-5490-9xxx‬: Dihadapan atau di hadapan kak?

Gumi: Hehehe harus nya di hadapan ya. Typo!

+62 896-5490-9xxx‬: Kayaknya iya😅 sip👍

Gumi: Ayo dong kritisi lagi.

‪+62 896-5490-9xxx : Alat analisanya tiga ini aja kan ya buat yg sekarang?

+62 852-8030-7xxx ‬: ya, di hadapan

‪+62 852-7494-8xxx : "Mak,aku ingin melamar Ros..." itu mungkin typo aja ya mbak, harusnya "Mak, aku..."

‪+62 852-8030-7xxx‬: jalan ceritanya jg boleh kok qt obrolkan di sini

Septian: Boleh hal lainnya, misalnya apa perasaan teman-teman setelah membaca ceritanya...

‪+62 896-5490-9xxx ‬: Oalahh ok ok🙏

+62 852-8030-7xxx ‬: nah, bgmn setting nya, tokohnya dll

‪+62 813-1410-4xxx : Wajah Rosana yang manis naluri kelelakiannya tumbuh.
Mungkin ada kata terlewat, ya...

‪+62 852-7494-8xxx ‬: "Aah, pastil Mak... " ini mungkin juga typo aja ya 😁

‪+62 813-1410-4xxx‬: Salah lagi Sosok bukan wajah

[23/1 20.34] ‪+62 856-9255-8096‬: Jalan ceritanya menurut saya tidak tertebak, saya kira rosana menaruh hati juga sama jasril. Dari kata-kata ini :

Rona merah menghiasi pipi rosana saat ia sebut nama jasril

Tapi gak tahunya rosana menikahnya dengan pria lain 😂

+62 896-5490-9xxx ‬: Kalo menurut saya tema ceritanya baguss jadi inget lagu Adera yg judulnya Terlambat😄
Kalau menurut saya, tokoh Ramli kurang jelas asal-usulnya, agak kurang nangkep sosok si Ramli ini siapa. Maksudnya kalau si Jasril kn dijelasin dia pelayan juga d toko itu jadi wajar lah kenal deket dgn Ros. Tapi Ramli ini siapa? Kok tau-tau si Ros udah cerita masalah keluarga aja sama dia😄 hehe gitu sih kalo menurut saya🙏

Gumi: Sosok  Rosana yang manis membuat naluri kelelakiannya tumbuh. Harus nya begitu ya.

‪+62 852-7494-8xxx : Masih banyak sepupu Rosana yang masih ditanggung oleh Mak Rabiyah. Ada yang masih balita, ada pula yanh masih duduk di sekolah dasar. Menurutku terlalu banyak kata 'masih' ya.

Gumi: Jasril itu PNS

‪+62 856-9255-8xxx‬: Maaf..klo yang saya baca.

Ramli dijelaskan sebagai sosok pelayan toko biasa. Jasril PNS

+62 852-7494-8xxx : 'Yang' maaf, typo 😁 mungkin lebih baik dihilangkan saja kata 'masih' untuk kalimatnya selanjutnya ya 😇

Gumi: Ramli pemuda yang suka mengunjungi warung

‪+62 896-5490-9xxx : Eh yg pelayan itu Ramli ya maksudnya😆🙏 maaf maaf gagal fokus

‪+62 878-1160-1xxx ‬: Judul "Kue Mangkuk" tapi paragraf pertama menjelaskan kue Mangkuak? yg benar apa mb?

terus, jarak antar pargarafnya seharusnya ada. Karena saya seperti tergesa2 dalam membaca.

‪+62 858-0271-5xxx : Alurnya bisa saya pahami dan menarik karna bercerita tanah minang,saya jd teringat novel salah asuhan dan tenggelamnya kapal vam der wijck

Gumi: Iya harusnya 'masih' ditulis sekali saja

‪+62 852-7494-8xxx ‬: Kalimat selanjutnya 😁 salah lagi...

‪+62 896-5490-9xxx ‬: Oh ya pelanggan, tak kira pelayan😆🙏

Gumi: Hahaha ga apa-apa

Gumi: Aduh sorry ya banyak typo ini. Harusnya mangkuak.

+62 852-8030-7xxx : jadi judulnya "Kue Mangkuak" ya 😁

‪+62 852-7494-8xxx ‬: Oh iya, secara keseluruhan cerita, aku suka mbak 😁 endingnya tak tertebak, keren 😇👍

‪+62 858-0271-5800‬: Benar

Gumi: Gadis Kue Mangkuak

+62 852-8030-7xxx : sepakat tuh, jln ceritanya enak dibaca, ngalir, dikit ngecoh tuh pas di akhir

‪+62 812-7108-6xxx ‬: Keren mbak gumi... suka deh dg cerpen yg bernuansa kedaerahan,

Alurnya kalo kata sy terlalu cepat, mbak pas nyampe ke ending... tp, twist cerpennya dpt bgt, suka 😍

Beberapa diksi jg kaya sy agk krg pas... yg sy inget, pas Ros ngomong 'studi' kyknya bhsnya tll 'tinggi' utk anak daerah spt Ros

Mgkn di akhir cerpen bs dikasih notes tambahan yg pake * itu lho klo biasa di cerpen2 majalah... ngejelasin, kue mangkuak itu kue khas mana atau kue apa, mak etek itu apakah paman atau bibi, dst

Klo boleh sy bikin rate, cerpen mbak gumi 8.9/10 😍

‪+62 852-8030-7xxx ‬: sambil dicatet ya ✍ mbak Gum

‪+62 896-5490-9xxx ‬: Mungkin kalau dari saya, waktu si Ros pergi itu Ramli bisa flashback saat pertemuan pertama dia dgn Ros, apa yg membuatnya jadi dekat dgn Ros sampai2 Ros bisa cerita masalah keluarganya itu sama dia. Jadi perasaan kehilangannya si Ramli ini bener2 nyess terasa banget juga gitu di hati pembaca😄

+62 831-1772-0xxx : Setuju.. 👍🏻👍🏻

Gumi: Nah itu kekurangan saya

Gumi: Alurnya terlalu cepat

Gumi: Jadi ada bagian yg hilang

+62 852-7494-8xxx ‬: Iya mbak, gak perlu cepet-cepet, kita nikmatin banget cerpennya ampe nyesel udah berakhir aja 😁

‪+62 896-5490-9xxx ‬: Betul nihh👍

+62 812-7108-6xxx ‬: Yep, setuju... pas tiba2 lompat beberapa thn kemudian sempet ngebatin, yah... kok udahan aja 😅

+62 812-7108-6xxx ‬: Klo kata sy sih, cocok mbak dikembangin jd cerbung atau mgkn novel... krn dr tokoh2nya sndiri byk yg bs diexplore 😀

‪+62 852-7494-8xxx ‬: 👍

+62 852-7494-8xxx‬: 😁👍

‪+62 856-2520-8xxx ‬: Terhadap darah dagingya
Mungkin typo ya.. seharusnya dagingnya

Gumi: Tuh kan typo lagi

‪+62 896-5490-9xxx : Setuju inii, masing2 tokoh kayaknya punya kisah menariknya sendiri2 kak Gumi👍👍

Gumi: Kalo dikembangkan lagi dr masa lalu rosana jadi derita anak tiri banget

+62 852-7494-8xxx : "Ros, ... Kau ingin jadi bidan,bukan?"
"Bagaimana,Ros?..." Typo lagi nih kayaknya, dipisah komanya ya mbak.

Gumi: Mungkin lika-liku rosana ga jadi sama Jasril yang menarik

+62 857-8424-5xxx ‬: Masih banyak typo tapi ke depannya pasti akan lebih baik.

Nyeseknya si tokoh "Ramli" masih kurang.
Coba lebih dimainin lagi tuh penggambaran mengenai perasaan si Ramli pasti lebih 👍🏻👍🏻

Keseluruhan ok mbak, pesannya dapet, jalan cerita tak bisa ditebak. Sukak dehhhhh....  😍

+62 878-1160-1xxx ‬: mb @Gumi tanya ya.
ide cerpen ini dari mana?
waktu pembuatannnya berapa lama?  sepertinya belum pernah di otak-atik karena masih banyak kata yg typo.😊

Tapi, endingnya memang tidak bisa ditebak. Jadi seperti, tau2 sudah tamat saja. Padahal saya kira masih panjang kalimat yg akan dibaca.

Kayaknya dikembangkan jadi cerbung/novel, menarik juga mb. dengan membuat penokohannya yang lebih ditonjolkan lagi.

Untuk pesan, saya dapatkan di endingnya, Oke👉🏻 Bahwa "kita tidak boleh berprasangka dengan orang lain sebelum terbukti kebenarannya"

‪+62 852-7494-8xxx ‬: "Mak ! ada yang datang.!"  ini juga mbak, mungkin baiknya "Mak, ada yang datang!"

Gumi: Buatnya 3 minggu. Ngejar deadline lomba waktu itu. Mikirnya yang penting kelar

Gumi: Jadi begitu deh

‪+62 856-2520-8xxx : Naahh.. kalo dikembangin gini kan bisa panjang tuh kak cerbungnya..

+62 852-8030-7xxx : boleh dari saya ya Mbak Gum

Gumi: Boleh pak.

+62 852-8030-7xxx : ✍ utk kalimat dlm kutip diikuti huruf kapital ya, misal "Bolehkah, Mak? Tanya Jasril

✍ hati2 stlh koma ada spasi

✍ tiap paragraf diberi jarak satu (enter) biar lebih enak dibaca

✍ msh banyak typo ya, gpp mungkin terburu-buru

✍ konfliknya cukup kerasa ya (apalagi pas Ros ke jkt dan paragraf terakhir) tp msh bisa dikembangkan lagi, masih banyak

✍ utk kata di dlm hati bisa diganti dgn tulisan italic, misalnya *_memang siapa yang datang_, batin Ramli

Gumi: Terima kasih pak .

Komen demi komen susah mereda.setelah moderator mempersilahkan, saya pun memberi kesimpulan.

* Dalam cerpen 'Gadis Kue Mangkuak' masih banyak salah tulis

* Alurnya terlalu cepat. Padahal banyak yang bisa dieksplor lagi. Misalnya kenestapaan Ramli pasca ditinggal Rosana

* Alangkah baiknya jika di akhir cerita, penulis melengkapi dengan catatan kosakata yang tidak dipahami pembaca. Misalnya kue mangkuak adalah kue khas minang yang rasanya seperti kue apem.

* Adanya ketidak tepatan pungtuasi. Titik, koma, dan spasi.

Itulah momen dibedahnya cerpen saya. Hari ini tiba gilirannya Mbak Isnainia. Get ready, ya Mbak hehehehe......

Senin, 22 Januari 2018

Tentang Gumi dan Pengalaman Hidupnya

Sebelum melanjutkan tulisan saya, Fusha VS Amiya, izinkan saya memperkenalkan diri. Gumi Navya Rosa bukan nama sebenarnya. Kedengarannya seperti saya ingin menjadi orang lain atau membangun identitas baru. Ada alasan bagus mengapa saya menyembunyikan nama asli. Salah satunya karena saya adalah pribadi yang sembrono. Jadi saya takut apa yang saya tulis akan berpengaruh pada kehidupan offline saya. Entah murid saya menemukan catatan-catatan alay gurunya. Ya, itu salah satu ketakutan saya. Disamping itu saya suka terpancing membuka kehidupan pribadi terdalam lewat sebuah kisah. Fiksi atau non-fiksi. Ada pengalaman buruk nan traumatis soal itu.

Walau begitu, saya akan berbagi sedikit informasi diri. Februari adalah bulan yang spesial bagi saya. Bukan valentine, karena perayaan merah jambu hanya menguras kantong untuk sebatang coklat atau mawar merah. Tapi bulan saya dilahirkan. Saya seorang Introvert, phlegmatis melankolis, dan ISTP. Begitulah menurut test personality plus dan Myers-Bigg.  Penggemar episode-episode Adam Ruins Everything, Jimmy Kimmel's Show, dan Salith Ikhbary-nya Nikolas Khoury. Saat ini sedang belajar menyukai acara Khawatir-nya Ahmad Shugairi asal UEA yang kata Nikolas Khoury sangat bagus. Selain itu juga berusaha memahami dialek Mesir dari acara Joe Show dan El-Bernameg setelah merasa sedikit mudeng dengan dialek syami-nya Nikolas. Selain itu, saya juga tidak pernah merasa bosan menonton film Sweeny Todd : Demon Barber of Fleet Street. Oh ya, saya pun suka merasa mellow setelah mendengar lagu-lagu Arab dan kadang juga India.

Saya ini orang yang rentan stress dan lelah. Memang dasar introvert dengan self-blaming tinggi. Berada di keramaian juga bikin capek. Tapi dari jaman kuliah, saya ingin terlihat normal seperti orang pada umumnya : bergaul, berorganisasi, ikut komunitas sana sini. Sejatinya mah lebih suka menyendiri.

Ehm saya sangat menyukai bahasa Arab dan Inggris. Memang saya bukan orang yang piawai, tapi itulah yang membuat saya menjadi seorang guru saat ini. Mengajar Nahwu, Sharaf, dan Balaghah (sastra arab). Disamping itu juga mengajar privat bahasa Inggris. Menurut saya belajar bahasa adalah belajar yang paling santai karena saya bisa melakukannya sambil mendengar syair, menonton film, dan membaca novel. I Saw Ramallah karya Mourid Bargouthi dan Mornings in Jenin milik Susan Abulhawa adalah 2 novel Favorit saya. Dari sanalah saya mengetahui bagaimana seorang palestina terasing selama 30 tahun dari negaranya dan bagaimana orang-orang Palestina bisa terusir pada tahun 1948. Saya bisa mengenal istilah Perjanjian Oslo, PLO, British Mandate, dan perjanjian Balfour, dan kesepakatan Sykes-Picott. Ada kejadian menarik : saat saya membaca I Saw Ramallah versi bahasa Indonesia dan Versi Bahasa arab secara bersamaan, kakak ipar saya berdecak kagum. Mengira saya tengah membaca kitab kuning dan gundul. Saya cuma bisa tertawa sembari berkata .

"Terima kasih sudah berhusnuzhan. Tapi yang saya baca ini novel, bukan kitab kuning." Lalu ia pun tertawa. Pernah sekali, saya tengah membaca novel romantis Mesir tapi kakak saya mengira itu kitab tauhid.

Saya tidak akan lupa masa pengangguran saya lebih dari setahun. Saya belajar bahwa euforia wisuda adalah semu. Bukan gerbang pengantar dunia kerja malah menjadikanmu pengangguran. Skill dan passion yang membuat saya hidup, bukan gelar sarjana. Berapa banyak orang berkecimpung di bidang studinya? Banyak orang melenceng dari jurusan kuliahnya. Saya lebih percaya mempertajam skill bertahan hidup dari pada makan bangku S2. Skill bertahan dari rasa bosan, skill sebagai ibu, skill mengambil keputusan, skill menghadapi krisis, dan skill lainnya yang tak didapat dari gelar akademik. Skill yang hanya didapat dari tempaan hidup keras.

Sebelum tulisan ini berakhir, saya katakan kenapa Gumi? Gumi adalah salah satu tokoh imut Vocaloid yang saya tahu. Dan satu lagi...gumi berarti bangkitlah dalam bahasa arab amiya.

#OneDayOnePost  #ODOPBatch5 #TantanganODOP

Tentang Gumi dan Pengalaman Hidupnya

Sebelum melanjutkan tulisan saya, Fusha VS Amiya, izinkan saya memperkenalkan diri. Gumi Navya Rosa bukan nama sebenarnya. Kedengarannya seperti saya ingin menjadi orang lain atau membangun identitas baru. Ada alasan bagus mengapa saya menyembunyikan nama asli. Salah satunya karena saya adalah pribadi yang sembrono. Jadi saya takut apa yang saya tulis akan berpengaruh pada kehidupan offline saya. Entah murid saya menemukan catatan-catatan alay gurunya. Ya, itu salah satu ketakutan saya. Disamping itu saya suka terpancing membuka kehidupan pribadi terdalam lewat sebuah kisah. Fiksi atau non-fiksi. Ada pengalaman buruk nan traumatis soal itu.

Walau begitu, saya akan berbagi sedikit informasi diri. Februari adalah bulan yang spesial bagi saya. Bukan valentine, karena perayaan merah jambu hanya menguras kantong untuk sebatang coklat atau mawar merah. Tapi bulan saya dilahirkan. Saya seorang Introvert, phlegmatis melankolis, dan ISTP. Begitulah menurut test personality plus dan Myers-Bigg.  Penggemar episode-episode Adam Ruins Everything, Jimmy Kimmel's Show, dan Salith Ikhbary-nya Nikolas Khoury. Saat ini sedang belajar menyukai acara Khawatir-nya Ahmad Shugairi asal UEA yang kata Nikolas Khoury sangat bagus. Selain itu juga berusaha memahami dialek Mesir dari acara Joe Show dan El-Bernameg setelah merasa sedikit mudeng dengan dialek syami-nya Nikolas. Selain itu, saya juga tidak pernah merasa bosan menonton film Sweeny Todd : Demon Barber of Fleet Street. Oh ya, saya pun suka merasa mellow setelah mendengar lagu-lagu Arab dan kadang juga India.

Saya ini orang yang rentan stress dan lelah. Memang dasar introvert dengan self-blaming tinggi. Berada di keramaian juga bikin capek. Tapi dari jaman kuliah, saya ingin terlihat normal seperti orang pada umumnya : bergaul, berorganisasi, ikut komunitas sana sini. Sejatinya mah lebih suka menyendiri.

Ehm saya sangat menyukai bahasa Arab dan Inggris. Memang saya bukan orang yang piawai, tapi itulah yang membuat saya menjadi seorang guru saat ini. Mengajar Nahwu, Sharaf, dan Balaghah (sastra arab). Disamping itu juga mengajar privat bahasa Inggris. Menurut saya belajar bahasa adalah belajar yang paling santai karena saya bisa melakukannya sambil mendengar syair, menonton film, dan membaca novel. I Saw Ramallah karya Mourid Bargouthi dan Mornings in Jenin milik Susan Abulhawa adalah 2 novel Favorit saya. Dari sanalah saya mengetahui bagaimana seorang palestina terasing selama 30 tahun dari negaranya dan bagaimana orang-orang Palestina bisa terusir pada tahun 1948. Saya bisa mengenal istilah Perjanjian Oslo, PLO, British Mandate, dan perjanjian Balfour, dan kesepakatan Sykes-Picott. Ada kejadian menarik : saat saya membaca I Saw Ramallah versi bahasa Indonesia dan Versi Bahasa arab secara bersamaan, kakak ipar saya berdecak kagum. Mengira saya tengah membaca kitab kuning dan gundul. Saya cuma bisa tertawa sembari berkata .

"Terima kasih sudah berhusnuzhan. Tapi yang saya baca ini novel, bukan kitab kuning." Lalu ia pun tertawa. Pernah sekali, saya tengah membaca novel romantis Mesir tapi kakak saya mengira itu kitab tauhid.

Saya tidak akan lupa masa pengangguran saya lebih dari setahun. Saya belajar bahwa euforia wisuda adalah semu. Bukan gerbang pengantar dunia kerja malah menjadikanmu pengangguran. Skill dan passion yang membuat saya hidup, bukan gelar sarjana. Berapa banyak orang berkecimpung di bidang studinya? Banyak orang melenceng dari jurusan kuliahnya. Saya lebih percaya mempertajam skill bertahan hidup dari pada makan bangku S2. Skill bertahan dari rasa bosan, skill sebagai ibu, skill mengambil keputusan, skill menghadapi krisis, dan skill lainnya yang tak didapat dari gelar akademik. Skill yang hanya didapat dari tempaan hidup keras.

Sebelum tulisan ini berakhir, saya katakan kenapa Gumi? Gumi adalah salah satu tokoh imut Vocaloid yang saya tahu. Dan satu lagi...gumi berarti bangkitlah dalam bahasa arab amiya.

#OneDayOnePost  #ODOPBatch5 #TantanganODOP

Minggu, 21 Januari 2018

Fusha VS Amiya

Seperti biasa, tiap sabtu pukul 16.30 saya tutoring bahasa Arab di Faba Bekasi. Rencananya sih, saya mau memperkenalkan kosakata mengenai anggota tubuh dalam bahasa Arab. Apa boleh buat 'rakyat' saya tak kunjung datang. Jadilah beberapa tutor yang sedang nganggur menjadi audience saya secara sukarela. Mendadak saya gugup karena audience semuanya laki-laki. Insting jomblo saya malah girang. Sok dipilih mau cowok Betawi, blasteran Arab-Pakistan-Minang, atau Cirebon!

Husy, saya usir pikiran ngaco ini. Bukan saatnya mikirin hal ini. Yang penting sekarang clubbing dulu lah alias tutoring di club bahasa Arab. Mereka meninta saya menjelaskan perbedaan Fusha dan Amiyah. Jadi Fusha itu adalah bahasa arab baku. Mencakup bahasa Arab Al-Qur'an dan bahasa arab yang ada di buku, koran, dan bacaan anak-anak. Sementara amiyah adalah bahasa sehari-hari atau non-formal.

Setiap negara Arab punya amiyah-nya masing masing. Kalau bisa dipetakan, ada amiyah khaliji (teluk), Syami, Mesir, dan Maghribi (Maroko). Amiyah Khaliji mencakup Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Yaman, Bahrain dan Oman. Amiyah Syami mencakup wilayah Lebanon, Suriah, Palestina, dan Yordania. Bahasa Arab di daerah Syam dipengaruhi oleh dialek Aram. Amiyah Mesir terpengaruh oleh bahasa Koptik. Dan Amiyah Maghribi terpengaruh oleh bahasa Berber. Saya belum bisa memastikan kalau amiyahnya Al-jazair dan Tunis juga beda. Untuk sementara itu dulu yang bisa saya jelaskan.

White board saya bagi tiga. Bagian Fusha, Amiyah Syami, dan Amiyah Mesir. Pertama adalah pertanyaan soal kabar. Fusha : كَيفَ حَالُكَ؟ (kaifa haaluka)
Syami : كَيفَك ؟ (keifak)
Mesir : إِزَيَك؟  (ezayyak)

Jawabannya "kabar baik"
Fusha : بِخَيرٍ ( bikhair)
Syami : تَمَامٌ, مَنِيح. (Tamaam/Minnih)
Mesir : كُوَيس (kuwais)

Selanjutnya "apa".
Fusha : مَاذَا ؟ (maa dzaa)
Syami : شُو, إِيش؟ ( shu/esh)
Mesir : إِيه (eh)

Kenapa
Fusha : لِمَاذَا\لِمَا ؟ (limaa dzaa/limaa)
Syami : لِيش؟ (lesy)
Mesir : لِيه (leh)

Bagaimana
Fusha : كَيفَ؟  (kaifa)
Syami : كِيف؟ (keif)
Mesir : إِزَي؟ (ezzay)

Dimana
Fusha : أَينَ  ؟ (aina)
Syami : وَينَ؟ (wein)
Mesir : فَين (fein)

Kapan
Fusha : مَتَى ؟ (mataa)
Syami : إِمتَى (emtaa)
Mesir : إِمتَى (emtaa)

Sesuatu
Fusha : شَيئٌ (syai'un)
Syami : إِشِى (ishi)
Mesir : حَاجَةٌ (haga)

Ini
Fusha : هَذَا. (Haadzaa)
Syami : هَيدَا (hayda)
Mesir : ده (dah)

Ada apa ?
Fusha : مَاذَا حَدَثَ ؟ (maadzaa hadatsa)
Syami : شُو فِي ؟ (Shu fii)
Mesir : فِى حَاجَة (Fii haga)

To be continued....

Source : Mosalsalat (Drama Arab)
                Lang Focus (youtube)
                Acara-acara AJ+
                Film-Film Mesir
                Film-Film Palestina

#ODOP #ODOPBatch5

Sabtu, 20 Januari 2018

Ketika Bahasa Inggris Sudah Terlalu Mainstream

Ketika saya sampai di Blu Plaza, tepatnya di sebuah ruang mantan Toko Buku, para tutor Fakta Bahasa Bekasi sedang duduk berjejer. Dihadapan mereka wajah-wajah baru yang belum pernah saya lihat. Ada apa ini? Memangnya sudah open recruitment ya?

Ternyata mereka adalah anak-anak SMA kelas 12. Sengaja 5 pemuda itu datang untuk tugas sosiologi : mewawancarai suatu komunitas. Dan komunitas kamilah yang mereka pilih.

Dengan cuek ya saya duduk disamping para tutor karena saya tutor juga. Masalahnya cowok semua, loh! Udah gitu pede banget makan roti dengan lahap samping mereka. Raja Teluk Buyung, sang tutor rusia memperkenalkan saya pada anak-anak SMA. Lalu saya pun diminta memperkenalkan diri dengan bahasa yang saya kuasai : Arab dan Inggris. Tamu kami pada berdecak "waaah" saat saya memperkenalkan diri. Padahal baru bisa 2 bahasa aja masih payah menurut saya (cuih, humblebrag abis. Tiba-tiba saya jijik sama diri sendiri).

Tak lama setelah itu, datanglah Rifiki. Dia salah satu tutor yang bikin saya salut. Jago bahasa Mandarin, Thailand, dan Turki. Cuma satu kelemahannya : bahasa Inggris. Ya, pokoknya dia spesialis bahasa-bahasa Asia. Begitulah dia, baru datang langsung nyerocos lancar. Setelah meledek wajah anak-anak SMA terlalu 'dewasa' (baca : tua), dia memperkenalkan diri dengan bahasa Thailand fasih. Saya saja nggak nangkap sama sekali dia ngomong apa? Kosakata thailand yang saya tau baru "sawadikrap" ,"phom", dan "jai di".

Salah satu anak SMA langsung histeris mendengat tutur thailand fasih milik Rifiki. Pasalnya anak itu penggemar drama thailand. Jadilah nyambung antara mereka berdua. Sama-sama menggemari 'Hormones' dan 'Suckseed'. Kok jadi ingat anak-anak murid saya di SMA? Cuma gara-gara saya bilang suka film thailand, para murid kelas 12 bahasa langsung memberondong saya dengan pertanyaan, "ibu tahu drama thailand 'Hormones',nggak? Kalo 'Suckseed?" saya jawab dengan anggukan singkat. Memang saya tahu cuma sekadar tahu. Bukan berarti penggemar berat. Padahal saya baru nonton film 'Superstar' dan 'Dreamteam'. Belum bisa disebut penggemar film-film Thailand, kan? Diam-diam saya kepo juga sama kedua drama yang sering dihebohkan anak murid. Nanti minta sama Rifiki, ah! Katanya dia punya koleksi lengkap.

Lalu, Dimas ketua Faba Bekasi bertanya kepada para tamu , "apakah kalian berminat gabung di Faba Bekasi?" kebanyakan dari mereka berminat. Rata-rata mereka ingin mendalami bahasa inggris.

"Apa? Bahasa Inggris? Itu udah biasa ,kali! Cetus Rifiki.

"Bahasa Inggris udah terlalu mainstream. Apa kalian nggak ada minat bahasa yang lain?" Tanya Afif, tutor Rusia blasteran Arab-Pakistan-Minang. Si penggemar Thailand senyam-senyum  dari tadi. Tentulah dia pilih bahasa Thailand. Rifiki bangga sudah mendapat calon anggota untuk periode mendatang. Sementara yang lain berminat bahasa Korea (The Most!), Jerman, dan Prancis. Rusia sepi peminat. Raja Teluk Buyung dan Afif menghela nafas. Karena saat ini pun anggota club Rusia terancam punah.

"Atau ada yang mau belajar bahasa Arab maghrib (maroko) bersama bunda Sararosa ini?" Rifiki meledek saya. Pertama karena saya guru dan berpenampilan seperti ibu-ibu (padahal muda dan jomblo ting ting). Kedua karena saya sebenarnya tidak bisa bahasa Arab dialek Maghribi. Saya cuma paham dialek Syam dan Mesir. Dialek Maghrib atau Darija sangat aneh. Kreol (mix) antara arab-barbar-prancis.

"Oh,  bukan cuma bahasa Arab Maghrib tapi juga bahasa Arab Shubuh, Zhuhur, Ashar, dan Isya!" Balas saya. Setelah itu saya di-bully habis-habisan. Emangnya Shalat 5 waktu.

Waktu menunjukkan pukul 15.30 . Ya, ampun saya belum shalat Ashar! Bergegas saya menuju musholla. Walau resikonya tidak bisa menikmati bolu dan pepsi pemberian tamu SMA kami.

Kamis, 18 Januari 2018

Teaching To Their Liking

Setiap saya melihat anak kelas 12, baik itu ipa, ips, bahasa, wajah mereka selalu kuyu. Kemana semangat mereka? Mungkinkah berbagai TO dan simulasi UNBK membuat mereka frustasi. Yach, memang banyak yang harus mereka pikirkan. Mulai dari UN, SMBPTN, dan la la la lainnya. Otaknya mulai mengembalikan memori 10 tahun silam kala hampir gila akibat ujian bertubi-tubi. Mungkin rasa itu juga yang mereka rasakan. Saya mulai berpikir bagaimana caranya agar mereka tak frustasi ketika saya jejali materi bahasa arab yang baru? Belum lagi saya harus mengadakan ujian praktek.

Akhirnya saya menemukan ide. Untuk ujian praktek saya buat berkelompok berisi 4-5 orang. Mereka harus mempraktekkan kemampuan muhadatsah (percakapan) mereka dengan format TV show. Ada host, co-host, aktris, dan intrepreter. Jadi, setidaknya saya bisa melihat kemampuan mereka menerjemahkan bahasa arab dan melafalkannya dengan benar. Tak tik ini juga sangat praktis karena bahan yang diujikan berasal dari bab-bab yang harus mereka pelajari di semester 2. Mereka bisa belajar, ujian, sekaligus 'gila-gilaan' secara legal, kan? Ah, that's what i like!

Untuk pelajaran Nahwu Sharaf, saya ajarkan mereka tashrif (konjugasi bahasa arab) secara rinci. Mau tashrif istilahi atau lughawi. Karena bab ini memerlukan hafalan, maka saya lagukan saja semua tashrifnya. Dari sini saya terpacu untuk menggali nada-nada yang cocok.  Ada nada rap dan hip hop ciptaan sendiri, tak jarang juga meminjam nada lagu yang sudah ada : That's What I Like milik Bruno Mars dan BYOB -nya System Of The Down (seriously?). Nggak...nggak mungkin saya growling dan screaming depan kelas. Saya hanya mengambil part slow-nya saja yang lebih nge-pop. Penggemar System pasti tahulah di bagian mana. Kalau disenandungkan dengan sendu jadi mirip lagu Raisa.

Reaksi anak-anak? sangat meriah! Tidak ada satu pun yang tidur. Amazing, kan? Apalagi ketika saya membaca tashrif dengan teknik rap dan hip hop. Luar biasa antusiasnya mereka. Dasar anak muda demenannya begitu. Saya maklum karena ketika muda pun saya seperti mereka. Suka sesuatu yang kelihatan keren.

Bahagia rasanya melihat ekspresi bahagia mereka. Tidak tahu deh, apakah saya bisa sebahagia ini juga giliran koreksi kertas ujian mereka? No one knows what tomorrow bring.